Kebutuhan akan penerangan merupakan hal yang sangat penting, terutama di daerah pedesaan yang seringkali minim infrastruktur. Salah satunya terlihat di kebun sebelah kantor BUMDes Desa Majasem, Kecamatan Kendal. Kebun milik desa tersebut seringkali gelap saat malam hari, mengakibatkan berbagai kendala dalam aktivitas warga, terutama saat melakukan pengecekan kebun di kala hari mulai gelap. Namun, berkat inisiatif dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Kelana Kendal, masalah tersebut mulai teratasi.
Pada tanggal 5 Februari 2024, sebuah langkah besar telah diambil di kebun tersebut. Bertempat di kebun sebelah kantor BUMDes Desa Majasem, Kepala Desa Majasem, Suhadi Purnomo, bersama dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PPM UGM Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. IPU. meresmikan penggunaan lampu tenaga surya yang diadakan oleh para mahasiswa KKN. Keberadaan lampu tenaga surya ini diharapkan dapat memberikan cahaya yang memadai bagi kegiatan warga di kebun, sekaligus meningkatkan kualitas dan produktivitas di area tersebut.
Lampu tenaga surya yang dipasang memiliki spesifikasi daya 40 W dan dilengkapi dengan 2 sensor. Sensor pertama berfungsi untuk mendeteksi cahaya masuk, sehingga saat siang hari lampu akan otomatis mati dan menyala kembali saat malam hari tiba. Sensor kedua bertugas untuk mendeteksi gerakan, sehingga ketika ada pergerakan di sekitar kebun, lampu akan menyala dengan terang, dan saat tidak ada pergerakan, lampu akan menyala dengan cahaya redup. Hal ini tidak hanya memberikan penerangan yang efisien, tetapi juga membantu dalam menghemat energi.
Lampu tenaga surya merupakan solusi penerangan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Dengan menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi utamanya, lampu ini tidak hanya membantu mengurangi penggunaan listrik konvensional yang berasal dari sumber daya fosil, tetapi juga mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Tak hanya itu, lampu tenaga surya juga memiliki keunggulan dalam hal perawatan yang minimal. Dibandingkan dengan lampu listrik konvensional, lampu tenaga surya tidak memerlukan perawatan yang intensif. Cukup dengan membersihkan panel surya secara berkala dari debu dan kotoran, lampu tenaga surya dapat berfungsi dengan optimal. Selain itu, dengan mengurangi ketergantungan pada listrik konvensional, penggunaan lampu tenaga surya dapat membantu mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang.
Inisiatif para mahasiswa KKN PPM UGM Kelana Kendal dalam melakukan pengadaan lampu tenaga surya untuk kebun sebelah kantor BUMDes Desa Majasem adalah contoh nyata dari kolaborasi yang berhasil antara perguruan tinggi dan masyarakat. Diharapkan, langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan guna meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan lingkungan.
Hafidh Nurdiansyah, mahasiswa program studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, Sekolah Vokasi UGM, yang juga merupakan penanggung jawab kegiatan pengadaan lampu tenaga surya, memberikan tanggapan, "Pencapaian yang membanggakan ini merupakan langkah awal dari salah satu kontribusi dalam melakukan pelestarian lingkungan dan memperkenalkan teknologi yang lebih berkelanjutan kepada masyarakat." Dengan semangat seperti ini, diharapkan upaya pelestarian lingkungan terus menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan menjadi contoh bagi generasi mendatang.