Menelusuri Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Tim KKN-PPM UGM Kelana Kendal kembali menemukan potensi desa untuk menjadi pusat inovasi. Fokus kali ini adalah pada tanaman obat keluarga (TOGA), khususnya jenis jahe. Dalam rangka mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masyarakat setempat, Putu Kuncoro Jati yang tergabung dalam tim KKN-PPM UGM menginisiasi dalam kegiatan sosialisasi pengolahan TOGA jenis jahe dengan harapan nantinya dapat menjadi salah satu usaha skala UMKM masyarakat. Inovasi yang dimaksud yaitu "Majahe" dengan arti Majasem Jahe. Inovasi ini muncul karena melihat adanya lahan kebun sehat yang tumbuh TOGA jenis jahe, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat. Terlintas dipikiran Kuncoro untuk menjalankan program kerja yaitu memanfaatkan TOGA yang melimpah di sekitar sebagai olahan yang bisa dijadikan usaha UMKM masyarakat. Selain itu, kondisi malam hari di Desa Majasem sangatlah dingin dan olahan jahe juga cocok untuk penduduk setempat. Untuk resep dari Majahe sudah dipikirkan oleh Kuncoro dan sudah disampaikan pada saat sosialisasi yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan Karang Taruna Desa Majasem.
"Bahan yang perlu disiapkan untuk pengolahan utamanya adalah jahe yang diblender atau diiris halus. Jahe yang telah halus lalu dimasukkan kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya. Masukan juga irisan pandan dan sereh yang sudah digeprek setelah itu rebus sampai mendidih. Untuk menambah rasa manis masukan gula jawa atau gula aren. Ketika sudah tercampur, saring dan tambahkan bubuk pengganti santan atau creme hingga larut sembari dipanaskan dengan api kecil. Setelah larut, majahe siap disajikan" ucap Kuncoro dalam sosialisasi yang dilakukan di sekitar Kantor Desa Majasem beberapa waktu yang lalu.
Tidak hanya itu, Kuncoro turut menjelaskan terkait pengemasan produk Majahe yang sebenarnya cukup mudah. "Untuk pengemasan Majahe sendiri bisa disesuaikan dengan kebutuhan pribadi maupun pemasaran. Intinya, pastikan dalam penyimpanannya botol tertutup rapat untuk menghindari adanya kontaminasi bakteri” papar Kuncoro.
Inovasi ini mendapatkan respon positif utamanya dari ibu-ibu PKK. Bahkan, kegiatan ini juga mendapat sorotan dari Pak Suroto sebagai Ketua Karang Taruna Desa Majasem yang ikut hadir dalam sosialisasi tersebut. “Enak dan hangat di tenggorokan, cocok diminum ketika hujan”, ujar Pak Suroto.
Selain itu, Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. sebagai Dosen Pendamping KKN-PPM UGM tim Kecamatan Kendal juga menyambut positif olahan Majahe. Beliau berharap inovasi yang sudah ditemukan dapat diteruskan oleh PKK dan masyarakat Desa Majasem sebagai bentuk pengembangan UMKM Desa Majasem serta dapat membantu perekonomian mereka.