Ngawi (6/6) — Suasana penuh khidmat dan kebersamaan menyelimuti Dusun Sondriyan pada hari Minggu, 6 Juli 2025/10 Muharram 1447 H. Seluruh warga dusun tumpah ruah dalam acara Festival Kenduri Agung Syuran Bersih Dusun Sondriyan, sebuah tradisi turun-temurun yang sarat makna spiritual dan budaya sebagai wujud rasa syukur atas berkah dan keselamatan yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Acara ini berlangsung dengan semarak dan penuh nilai kebersamaan. Kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan kerja bakti membersihkan lingkungan dusun, dilanjutkan dengan prosesi syuran atau kenduri bersama. Setiap keluarga membawa sajian makanan khas (tumpeng) sebagai bentuk sedekah dan gotong royong antarwarga. Tersaji pula aneka hidangan tradisional di atas tikar panjang yang membentang di jalan-jalan kampung, menjadi simbol solidaritas dan kerukunan warga.
Festival kali ini semakin semarak dengan kehadiran Kelompok KKN UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, kelompok 116, yang turut berpartisipasi dalam seluruh rangkaian kegiatan. Para mahasiswa KKN tak hanya membantu dalam persiapan acara, tetapi juga ikut serta dalam pembacaan doa bersama, dokumentasi kegiatan, dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal melalui dialog dengan tokoh-tokoh masyarakat.
Turut hadir pula Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, yang memberikan tausiyah singkat tentang pentingnya menjaga tradisi baik seperti kenduri syuran sebagai bagian dari budaya Islam Nusantara dan juga beberapa kisah dibalik malam 10 Muharram/10 Asyuro. Dalam ceramahnya, beliau menekankan bahwa bersih dusun bukan hanya membersihkan secara fisik, tapi juga bentuk penyucian hati, niat, dan lingkungan spiritual masyarakat.
Ketua panitia acara menyampaikan bahwa Festival Kenduri Agung Syuran ini diharapkan dapat terus dilestarikan oleh generasi muda, bukan hanya sebagai ritual tahunan, tetapi sebagai media edukasi dan penguatan identitas budaya lokal. “Kami sangat mengapresiasi keterlibatan adik-adik KKN UINSA dan seluruh warga. Ini bukti bahwa nilai-nilai gotong royong masih sangat kuat di tengah masyarakat kita,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Dusun Sondriyan kembali menunjukkan eksistensinya sebagai kampung yang kaya budaya, religius, dan penuh semangat kebersamaan. Semoga tradisi syuran dan semangat bersih dusun ini tetap hidup dan menjadi warisan yang membanggakan bagi generasi mendatang.
Penulis: Fadli